Kekecewaan Publik di balik gagalnya konser musik kampus: Kegagalan Penyelenggara atau Kelalaian yang disengaja?

sumber ilustrasi : 

Setelah penantian yang panjang akibat pandemi COVID-19, kini gelaran konser dan event musik mulai menjamur lagi di Indonesia. Masyarakat pecinta musik di Indonesia menyambut dengan antusias gelaran musik yang kian menggeliat setahun terakhir ini. Para concert-goer yang setelah sekian lama  berpuasa tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk menonton secara langsung band-band atau musisi idola mereka. Konser X punya line-up keren? langsung tancap gas. Band favorit bakal manggung di kota mereka? langsung sikat beli tiket. Perkara bisa nonton atau enggaknya itu urusan belakang, yang penting tiket sudah aman ditangan mereka.

Semakin maraknya konser dan event musik di Indonesia semakin marak pula para promotor musik yang bermunculan, mulai dari komunitas, instansi daerah, hingga perguruan tinggi pun ikut andil dalam  mengadakan event dan konser musik di Indonesia. Besarnya antusias para pecinta musik dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mengeruk pemasukan. Mereka berlomba-lomba untuk bisa menghadirkan artis-artis nasional maupun internasional untuk menjadi daya tarik tersendiri dari event yang mereka adakan.




Namun sayang, hasrat untuk mengadakan acara yang meriah dengan mendatangkan musisi-musisi papan atas seringkali tidak dibarengi dengan persiapan dan rancangan anggaran biaya yang matang. Akibatnya, banyak dari para calon penonton yang merasa kecewa karena konser yang sudah mereka tunggu-tunggu gagal. Belum lagi ditambah dengan sistem refund yang tidak jelas dan dirasa sangat merugikan konsumen.

Belakangan ini ditengah maraknya evem




Diberdayakan oleh Blogger.